Pages

Sunday, July 24, 2011

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan DM

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Diabetes Mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, demham tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya  insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 2000 ).
Gangren adalah proses atau keadaan  yang ditandai dengan adanya jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebabkan oleh infeksi. ( Askandar, 2001 ).
Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai. ( Askandar, 2001).

Anatomi Fisiologi
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira – kira 15 cm, lebar  5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa  dan beratnya rata – rata 60 – 90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.
Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh baik hewan maupun manusia. Bagian depan ( kepala ) kelenjar pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang ke arah limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini. Dari segi perkembangan  embriologis, kelenjar pankreas terbentuk dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus.
Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu :

1.      Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.
2.      Pulau Langerhans yang tidak tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah.
Pulau – pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari pamkreas tersebar di seluruh pankreas dengan berat hanya 1 – 3 % dari berat total pankreas. Pulau langerhans berbentuk ovoid dengan besar masing-masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50 m, sedangkan yang terbesar 300 m, terbanyak adalah yang besarnya 100 – 225 m. Jumlah semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan antara 1 – 2 juta.
Pulau langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel utama, yaitu :
1.      Sel – sel A ( alpha ), jumlahnya sekitar 20 – 40 % ; memproduksi glikagon yang manjadi faktor hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai “ anti insulin like activity “.
2.      Sel – sel B ( betha ), jumlahnya sekitar 60 – 80 % , membuat insulin.
3.      Sel – sel D ( delta ), jumlahnya sekitar 5 – 15 %, membuat somatostatin.
Masing – masing sel tersebut, dapat dibedakan berdasarkan struktur dan sifat pewarnaan. Di bawah mikroskop pulau-pulau langerhans ini nampak berwarna pucat dan banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Pada penderita DM, sel beha sering ada tetapi berbeda dengan sel beta yang  normal dimana sel beta tidak menunjukkan reaksi pewarnaan untuk insulin sehingga dianggap tidak berfungsi.
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin manusia. Molekul insulin terdiri dari dua rantai polipeptida yang tidak sama, yaitu rantai A dan B. Kedua rantai ini dihubungkan oleh  dua jembatan ( perangkai ), yang terdiri dari disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino. Insulin dapat larut pada pH 4 – 7 dengan titik isoelektrik pada 5,3. Sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus berikatan dengan protein reseptor yang besar di dalam membrana sel.
Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di simpan dalam butiran berselaput yang berasal dari kompleks Golgi. Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi efek umpan balik kadar glukosa darah pada pankreas. Bila kadar glukosa darah meningkat diatas 100 mg/100ml darah, sekresi insulin meningkat cepat. Bila kadar glukosa normal atau rendah, produksi insulin akan menurun.
Selain kadar glukosa darah, faktor lain seperti asam amino, asam lemak, dan hormon gastrointestina merangsang sekresi insulin dalam derajat berbeda-beda. Fungsi metabolisme utama insulin untuk meningkatkan kecepatan transport glukosa melalui membran sel ke jaringan terutama sel – sel otot, fibroblas dan sel lemak.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.    Keluarga
1.      Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal ditempat dibawah suatu atap dalam kesadaran saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Saluicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989).
2.      Struktur Keluarga
a.       Patrilineal                : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun.
b.      Matrilineal               : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam berbagai generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c.       Matrilokal                : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d.      Patrilokal                 : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e.       Keluarga kawinah   : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.

3.      Tipe/Bentuk Keluarga
a.       Keluarga inti (nuclear family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b.      Keluarga besar (extended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya, nenek, kakek, keponakan, saudara, sepupu, paman, bibi dsb.
c.       Keluarga berantai (seriel family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d.      Keluarga duda/janda (single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e.       Keluarga berkomposisi (composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f.       Keluarga kabitas (cohabitation)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
4.      Peranan Keluarga
a.       Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak berperanan sebagai pencari nafkah, pendidikan, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga. Sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya.
b.      Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengaruh dan pendidik anak-anaknya pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Disamping itu juga ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

c.       Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
5.      Fungsi keluarga
a.       Fungsi biologis
1)      Untuk meneruskan keturunan
2)      Memelihara dan membesarkan anak
3)      Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4)      Memelihara dan merawat anggota keluarga
b.      Fungsi psikologis
1)      Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2)      Memerikan perhatian diantara anggota keluarga
3)      Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4)      Memberikan identitas keluarga
c.       Fungsi sosialisasi
1)      Membina sosialisasi pada anak
2)      Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
3)      Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d.      Fungsi ekonomi
1)      Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2)      Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3)      Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
e.       Fungsi pendidikan
1)      Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
2)      Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3)      Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
6.      Fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarga
a.       Asih
Adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepala anggota sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b.      Asuh
Adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesalahannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadi mereka anak-anak yang sehat, baik fisik, sosial, mental dan spiritual.
c.       Asah
Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

B.     Diabetes Mellitus
1.      Pengertian/Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner and Suddarth, 1997)
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (Sidartawan Soegondo, 2002).
Diabetes mellitus merupakan penyakit gangguan metabolisme karbohidrat yang berlangsung kronis yang pada suatu saat dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang bersifat kronis (medicastore com).
2.      Klsifikasi Diabetes Mellitus
Klasifikasi diabetes mellitus menjadi 4 macam, yaitu: (Bruner and Suddarth, 2001).
a.       Diabetes mellitus Tipe I (IDDM)
1)      Definisi diabetes mellitus Tipe I
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tronsplantasi dan proses imun lainnya. Tipe HLA yang memungkinkan menyebabkan diabetes mellitus yaitu DR 3 atau DR 4.
2)      Etiologi diabetes mellitus Tipe I
Pada diabetes mellitus tipe I terdapat bukti adanya suatu responsautoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Otoanti body terdapat sel-sel pulau longerhans dan insulin endogen (internal) terdeteksi pada saat diagnosis dibuat dan bahkan beberapa tahun sebelum timbulnya tanda-tanda klinis tipe I (Bruner and Suddarth, 2001).
Penyelidikan masih dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan faktor-faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel beta. Sebagai contoh, virus, atau toksin tertentu dapat memicu prosis autoimun yang menimbulkan destruksi sel beta.
b.      Diabetes Mellitus Tipe II (NIDOM)
1)      Definisi diabetes mellitus tipe II
Diabetes mellitus tipe II yaitu diabetes yang tidak tergantung insulin. Diabetes mellitus II terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (yang disebut resistensi insuline) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin. Diabetes mellitus tipe II paling sering ditemukan pada individu yang berusia lebih dari 30 tahun dan abesitas.
Tipe diabetes mellitus ini disertai dengan keadaan yang diketahui atau dicurigai dapat menyebabkan penyakit misalnya kelainan hormonal obat-obatan seperti glukokortikoid dan preparat yang mengandung estrogen penyakit diabetes. Tipe penyakit ini bergantung pada kemampuan pancreas untuk menghasilkan insulin, pasien mungkin memerlukan terapi dengan obat oral atau insulin (Slamet Suryo, 2001).
2)      Etiologi diabetes mellitus tipe II
Faktor-faktor yang menyebabkan diabetes mellitus tipe II antara lain:
a)      Faktor-faktor genetik
Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya inesistensi insulin.
b)      Usia
Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun.
c)      Obesitas
d)     Riwayat keluarga
e)      Kelompok etnik
Di Amerika Serikat, golongan hipsonik serta penduduk asli Amerika tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya diabetes mellitus tipe II dibandingkan dengan golongan Afro-Amerika
3.      Gejala dan Tanda-tanda Awal Diabetes Mellitus (Imam Sabekti, 2002)
Adanya penyakit diabetes mellitus ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita. Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan, sering kencing terutama malam hari dan berat badan yang turun dengan cepat. Disamping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, gairah seks menurun, luka sukar sembuh dan pada ibu-ibu sering melahirkan bayi diatas 4 kg.
Kadang-kadang ada pasien yang pasien sendiri tidak merasakan adanya keluhan, hingga ada yang bertanya mengapa disebut dengan diabetes, hingga ada yang bertanya mengapa disebut dengan diabetes, padahal tidak ada keluhan. Mereka mengetahui adanya diabetes hanya karena pada saat check up ditemukan kadar glukosa darahnya tinggi.
Beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian ialah:
a.       Keluhan klinik
1)      Penurunan Berat Badan (BB) dan rasa lemah
Penurunan berat badan yang berlangsung dalam waktu relatif singkat harus menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah hebat yang menyebabkan penurunan prestasi disekolah dan lapangan olah raga juga mencolok. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga.
2)      Banyak kencing
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat menggangu penderita, terutama pada waktu malam hari.
3)      Banyak minum
Rasa haus amat sering dialami oleh penderita karena banyaknya cairan yang keluar melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalahartikan. Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang panas atau beben kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu penderita minum banyak.
4)      Banyak makan
Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimotabolisasikan menjadi glukosa dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan, penderita selalu merasa lapar.
b.      Keluhan lain
1)      Gangguan saraf tepi/kesemutan
Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di waktu malam, sehingga mengganggu tidur.
2)      Gangguan penglihatan
Pada fase awal penyakit diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan yang mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar ia tetap dapat melihat dengan baik.
3)      Gatal/bisul
Kelainan bisel berupa gatal, biasanya terjadi didaerah kemaluan atau daerah lipatan kulit seperti ketika dan dibawah payudara. Sering pula dikeluhkan timbulnya bisul dan luka lecet karena sepatu atau tertusuk peniti.
4)      Gangguan ereksi
Gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan budaya masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan maslah seks, apalagi menyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang.
5)      Keputihan
Pada wanita keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan.
4.      Faktor Pencetus
Faktor bibit merupakan penyebab utama timbulnya penyakit diabetes disamping itu penyebab lain seperti infeksi, kehamilan dan obat-obatan. Tetapi meskipun demikian, pada orang dengan bibit diabetes, belumlah menjamin timbulnya penyakit diabetes. Masih mungkin bibit ini tidak menampakkan diri secara nyata sampai akhir hayatnya (Cristine Brooker, 2001).

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan dan sering merupakan faktor pencetus diabetes mellitus ialah:
a.       Kurang gerak/malas
b.      Makanan berlebihan
c.       Kehamilan
d.      Kekurangan produksi hormone insulin
e.       Penyakit hormone yang kerjanya berlawanan dengan insulin
5.      Faktor Penyebab
a.       Genetik
Meskipun diabetes tergantung insulin banyak dijumpai pada keluarga, mekanisme pewarisan menurut hukum Mendel belum jelas penurunan ini diperkirakan autosmal dominan, resesif dan campuran tetapi tidak ada satupun yang sudah terbukti. Kecenderungan genetik mungkin dapat diterima tetapi bukan merupakan penyebab.
Analisis pohon keluarga menunjukkan prevalensi rendah transmisi vertikel langsung. Pada satu seri penelitian yang terdiri atas 35 keluarga yang didalamnya terdapat satu orang anak dengan diabetes.
b.      Kejadian lingkungan
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, proporsi diabetes pada kamar monozigot tidak selalu ada (satu menderita diabetes, yang lain tidak), hal ini menunjukkan perlunya faktor nongenetik agar diabetes dapat nyata pada manusia. Pendapat serupa didapat dari kenyataan bahwa identitas HLA atau identitas tidak menunjang kejadian tersebut.
6.      Upaya Pencegahan (Pradana Soewondo, 2002)
Untuk mencegah kegawatan yang lebih lanjut maka diperlukan upaya pencegahan terhadap koki diabetik antara lain:
a.       Penyuluhan kesehatan
b.      Nutrisi yang baik mencegah diabetes mellitus
c.       Pemeriksaan berkala bagi penderita
d.      Pencegahan terhadap trauma

7.      Komplikasi Akut Diabetes Mellitus (A. Boedisantoso R. Imam Subekti, 2002)
a.       Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan klinik gangguan saraf yang disebabkan penurunan glukosa darah.
1)      Penyebab hipoglikemia adalah:
a)      Makanan kurang dari aturan yang ditentukan
b)      Berat badan turun
c)      Sesudah olahraga
d)     Sesudah melahirkan
e)      Sembuh dari sakit
f)       Makan obat yang mempunyai sifat serupa
2)      Tanda-tanda hipoglikemia
a)      Stadium parasimpatik: lapar, mual, tekanan darah turun
b)      Stadium gangguan otak ringan: lemah, lesu, sulit bicara kesulitan menghitung sederhana.
c)      Stadium simpatik: keringat dingin pada muka terutama di hidung, bibir, atau tangan berdebar-debar.
d)     Stadium gangguan otak berat: koma (tidak sadar) dengan atau tanpa kejang.
3)      Pencegahan hipoglima
Untuk pasien yang menggunakan insulin.
a)      Sudahkan tepat dosis insulin
b)      Stadium gangguan otak ringan: lemah, lesu, sulit bicara, kesulitan menghitung sederhana.
c)      Stadium simpatik: keringat dingin pada muka terutama di hidung, bibir, atau tangan berdebar-debar.
d)     Stadium gangguan otak berat: koma (tidak sadar) dengan atau tanpa kejang.
4)      Pencegahan hipoglikemia
Untuk pasien yang menggunakan insulin
a)      Sudahkah tepat dosis insulin
b)      Jangan menyuntik terlalu dalam, ingat hanya di bawah kulit, cubit kulit tanda, suntik sejajar bagian dasarnya.
c)      Kurangi dosis insulin bila ada perubahan seperti maka agak kurang, olahraga, sesudah operasi, melahirkan.

b.      Hiperglikemia
Tanda khas dari hiperglikemia adalah kesadaran menurun disertai dehidrasi berat. Pada subkelompok KAD terdapat hiperglikemia berat dengan ketosis atau asiodis ringan. Patogenesis kedua jenis subkelompok berbeda hanya pada derajat defisiensi insulin. Pada dasarnya pengobatan kelompok hiperglikemia adalah pemberian cairan untuk mengatasi dehidrasi terutama bagi sub kelompok HNK. Pemberian cepat cairan NaCl ½ normal dengan insulin kecil akan memperbaiki keadaan.
Terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya. Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormone-hormon plasenta. Semua wanita hamil harus menjalani skring pada usia kehamilan 24 hingga 27 minggu untuk deteksi kemungkinan diabetes. Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah pada wanita yang menderita diabetes gestasional akan kembali normal. Walaupun begitu, banyak wanita yang mengalami diabetes gestasional ternyata dikemudian hari menderita diabetes tipe II.
Faktor yang mempengaruhi angka kematian hiperglikemia adalah:
1)      Terlambatnya ditegakkan diagnosis karena biasanya pasien dibawa setelah koma.
2)      Pasien belum tahu mengidap diabetes.
3)      Sering ditemukan bersama-sama dengan komplikasi lain yang berat misalnya: sepsis, renjatan, infark miokard dan DVD.
4)      Kurangnya fasilitas laboratorium yang menunjang suksesnya penatalaksanaan ketoasidosis.
5)      Kurang ketrampilan menangani kasus-kasus ketoasiodosis karena belum adanya protokol yang baik
c.       Microangiopathi
Mecoangiopathi adalah penyakit akibat adanya penebalan membran-membran dasar kapiler dan artioles. Ada beberapa bagian yang sering pengaruh antara lain mata, ginjal, dan kulit. Bagian-bagian yang sering terkena:
1)      Retinopati diabetik
Kebutuhan pada penderita diabetes mellitus seringkali sebagai akibat perubahan microvaskuler pada retina.
2)      Nefrotik diobetik
Salah satu akibat utama dari perubahan-perubahan microvaskuler adalah perubahan struktur dan fungsi ginjal.
3)      Neuropati diabetik
Diabetes dapat mempengaruhi syaraf-syaraf perifer, sistem syaraf otonomi, medulaspinalis atau sistem syaraf pusat.
4)      Otot-otot dan kulit
Perubahan biokimia dalam jaringan syaraf akan mengganggu kegiatan metabolik sel-sel sehawann dan menyebabkan kehilangan akson.
d.      Macroangiopathi
Macroangipathi adalah kelainan pada pembuluh-pembuluh darah berukuran sedang dan besar.
e.       Asidosis laktat
Asidosis laktat adalah suatu keadaan gangguan keseimbangan asam basa darah yang tandai dengan kenaikan kadar asam laktat.
f.       Infeksi pada penderita mellitus cenderung mendapatkan infeksi:
Hal tersebut dikarenakan pada diabetes mellitus terjadi:
(1)   Daya bunuh bakteri menurun, khususnya sel fagosit
(2)   Banyak terjadi keton bodies yang sifatnya menghambat bakterio static dari asam laktat akibat laktor imunologi

 BAB III
TINJAUAN KASUS

A.    Proses asuhan keperawatan
Kasus :
Keluarga Tn. X( 30 Tahun ) mempunyai istri Ny. H ( 26 th ) Anak K ( 1tahun) dan Ib C 50 th . Hasil wawancara dengan keluarga anaknya sudahdiimunisasi lengkap sambil menunjukkan kartu sehat. Selama ini anaknya hanyasakit batuk pilekbiasa,cukup dibawah kebidan sudah sembuh. Tetapi akhir-akhir ini keluarga sedikit pusing memikirkan ibunya , karena 3 bulan yang laluibunya dinyatakan positifkencing manis ( DM )ibu tidak bisa kontrol teraturkepuskesmaskarena yang mengantarkan tidak adaTn. X dan istrinya kerja,tetapi obatnya supaya tidak habisdibelikan obat diapotik terdekat sesuai fotocopi resep dokter.Hasil observasi jari kaki ibu C sebelah kiri terdapat lukakecil sudah 3 minggubelum sembuh. Pemeriksaan glukotest+ 3
2.     Pengkajian
a.    Data Umum
b.    Nama                       : Tn. X
c.    Umur                        : 30 tahun
d.   Alamat                     : ungaran, semarang
e.    Pekerjaan                  : Swasta
f.    Pendidikan               : SMA
g.      Komposisi Keluarga  : Ayah, ibu dan 2 orang anak
h.    Tipe                         : keluarga Inti
i.     Suku                        :Jawa – Indonesia
j.     Agam                       : Islam
k.    Status Sosial ekonomi keluarga:Suami – Isteri bekerja
l.     Aktivitas rekrereasi keluarga: Nonton televisi
Ø Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga .
a.    Tahap perkembangan saat ini. : Keluarga beradapada tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah.
b.    Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Keluarga belum memiliki anak sekolah sehingga tugas perkembangan belumada tetapi tugas keluarga yang belum terpenuhi adalah mempertahankankesehatan Ny. Cyang sakit DM terutama untk mengontrol dan perawatan diri3.
c.    Riwayat kesehatan keluarga : Anak-anak Tn. Xsudah diimunisasi lengkap,jika sakit batuk pilek dibawah keBidan. Ibu C ( Mertua ) menderita DMsejak 3 bulan yang lalu tetapi tidakdapat kontrol secara teratur di Puskesmas karena tidak ada yang mengantarkannya. Kaki kiri Ibu C terdapat luka sudah 3 minggu belum sembuh.

Ø Fungsi Keluarga.
Keluarga selalu memperhatikan kesehatan keluarganya,setiap anaknyasakit batuk,pilek dibawah kebidan dan anaknya sudah diimunisasilengkap.Tetapi pemanfaatan sarana kesehtan ( Puskesmas)masih sangat kurang .Ibunya yang menderita DMhanya dibelikan obat di apotik saja sesuai kopiresep dokter dan ibu tidak bias kontrol teratur ke puskesmas. Hal ini karena Tn.X dan istrinya bekerja sehingga tidak ada yang mengantarkan.

Ø Stress dan Koping Keluarga.
a.    Keluargasedikit pusing memikirkan Ibunya,karena sejak 3 bulan yang lalu Ibunya dinyatakan positifmenderita kencing manis (DM ). Ibunya tidak bias kontrol secara teratur ke puskesmaskarena tidak ada yang mengantarkan.
b.    Kemampuan keluarga merespon terhadap stressor.
Keluarga hanya bias membeli obat di apotiksesuai dengan
resep dokter.
c.    Strategi koping yang digunakan.
Keluarga Tn. Xmembeliobat untuk ibu C di apotiksesuai foto kopi resep dokter.

Ø Pemeriksaan Fisik.
Pemeriksaan fisikdilakukan pada setiap anggota keluarga yang sakit.PadaIbu Cdidapatkkanjari kaki sebelah kiriterdapat lukakecil dan sudah 3minggu belum sembuh . Pemeriksaan glukotest +3.
3.     Diagnosa Keperawatan.
a.    Resiko tinggi kerusakan integritas kulit yang meluas berhubungan dengan kurangnya perawatan kesehatan oleh keluarga Tn. X
b.    Resiko terjadinya komplikasi menahun diabetes mellitus ibu C keluargaTn. X berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
c.    Perubahan pemeliharaan kesehatan ibu C berhubungan dengan pembagian peran tidak efektif.

Perencanaan

No
Kriteria
perhitungan
Sekor
pembenaran
1
Sifat masalah
2/3x1
2/3
Pada penderita DM apabila tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan secara teratur akan berdampak pada komplikasi menahun DM.
2
Kemungkinan masalah dapat diubah
2/2x2
2
Sumber dan tindakan dapat dijangkau oleh keluarga
3
Potensi masalah untuk dicegah
2/3x1
2/3
Keluarga mempunyai dana dan kemampuan intelektual bila diberikan penyuluhan tentang penyakit DM.
4
Menonkolnya masalah
2/2x1
1
Keluarga menyadari adanya masalah tetapi keluarga kurang menyadari dampak apabila ada anggota keluarga yang sakit tidak dikontrol secara teratur.

Total skor

41/3



Prioritas Diagnosa keperawatan.
1.Resiko tinggi kerusakan integritas kulit yang luas Ibu C .
2.Resiko terjadinua komplikasi menahun diabetes mellitus

0 komentar:

Post a Comment